Sabtu, 10 Maret 2012

Susah Tidur? Delapan Hal Inilah Penyebabnya

REPUBLIKA.CO.ID, Ketika gangguan tidur terjadi lebih dari satu bulan, ada baiknya Anda mulai memerhatikan sejumlah faktor pemicu. Berikut adalah beberapa hal yang mungkin saja menyebabkan Anda menjadi 'manusia kelelawar' belakangan ini.

Sakit
Dalam satu studi terungkap bahwa dari sekitar 15 persen orang yang menderita penyakit kronis, setidaknya dua per tiga dari mereka dilaporkan mengalami kesulitan tidur. Sakit punggung, sakit kepala, dan masalah pada persendian menjadi penyebab utama sulit tidur.

Stres dan masalah mental
Insomnia adalah paduan dari gejala dan akibat dari depresi dan kegelisahan. Karena otak menggunakan 'sinyal' serupa untuk mengatur jadwal tidur dan emosi, sangat sulit untuk menentukan mana yang harus dimunculkan lebih dulu. Situasi atau kejadian yang membuat stres, seperti masalah uang atau perkawinan, sangat ampuh untuk memicu insomnia. Bahkan, bisa jadi masalah ini akan berkepanjangan.

Mengorok
Dalam sejumlah kasus, mengorok merupakan gejala dari sleep apnea, kelainan yang dikaitkan dengan penyakit jantung, tekanan darah tinggi, dan stroke.

Jet lag
Melintasi zona waktu bisa mengacaukan jam biologis ini. Jam inilah yang memerintahkan otak Anda tidur ketika gelap dan terbangun saat terang. Tubuh Anda baru dapat menyesuaikan dengan satu perubahan dalam tiga hari. Bila Anda kerap melintasi berbagai zona waktu, jet lag dapat menyebabkan masalah tidur.

Perubahan jam kerja
Jam kerja yang berlawanan dengan jam tidur normal. Orang yang kerap berpindah jam kerja mengalami penurunan level serotonin, hormon dan saraf pengirim yang terdapat dalam sistem saraf pusat yang membantu mengatur tidur.

Perubahan hormon
Menstruasi, menopause, dan kehamilan merupakan sumber utama masalah tidur pada perempuan. Ruam panas, masalah payudara, atau sering buang air kecil juga mengganggu pola tidur teratur. Menurut sebuah lembaga yang menangani masalah tidur, sekitar 40 persen yang mengalami masa transisi menjelang menopause kerap mengalami masalah tidur.

Masalah kesehatan
Kesulitan tidur juga dapat terkait dengan kondisi medis. Dengan penyakit paru-paru atau asma, misalnya, sesak napas dan bersin tentu saja bisa mengganggu tidur. Apalagi, bila ini terjadi saat dini hari. Bila Anda mengalami penyakit jantung, bisa saja Anda punya pola bernapas yang tidak normal. Parkinson dan penyakit saraf lain juga mencuatkan insomnia sebagai efek samping.

Obat-obatan
Obat, yang bebas atau dengan resep dokter, bisa mengganggu pola tidur. Terlebih bila Anda mengonsumsinya menjelang waktu tidur atau dosisnya berlebihan.

Mau Langsing? Bangunlah Lebih Pagi


TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anda merasa badan gemuk dan ingin menjadi lebih langsing? Ada cara yang cukup mudah dan sederhana yang dapat dilakukan. Para ahli di Inggris menganjurkan, mulailah membiasakan diri untuk bangun dan beraktivitas lebih pagi setiap hari.

Percaya atau tidak, menurut sebuah studi terbaru dari London, mereka yang terbiasa bangun lebih pagi akan memiliki bentuk tubuh lebih ramping, lebih bahagia, dan sehat ketimbang mereka yang terbiasa bangun di siang hari.

Para peneliti di Universitas Roehampton Inggris menyimpulkan, bangun pagi juga memberikan manfaat lain seperti misalnya tiba di tempat kerja tepat waktu, menyiapkan segala keperluan sekolah anak lebih awal, dan menyelesaikan pekerjaan rumah lebih cepat.

Peneliti menambahkan, pada orang yang mempunyai kebiasaan begadang hingga larut malam, biasanya akan cenderung memiliki perasaan tertekan atau stres lebih tinggi dan berpotensi mengalami kelebihan berat badan.

Dalam pengamatannya, peneliti telah mewawancarai 1.068 orang dewasa terkait kesehatan dan kebiasaan tidur mereka. Hasilnya diketahui bahwa mereka yang terbiasa bangun pagi umumnya rata-rata mengawali aktivitas lebih awal, lebih bahagia dan bobot yang lebih ideal.

"Ada orang pagi dan orang malam. Mereka yang biasa bangun pagi cenderung lebih sehat dan bahagia serta memiliki indeks massa tubuh lebih rendah," ucap salah seorang peneliti, Dr Joerg Huber.

Dalam konferensi British Psychological Society, Huber menjelaskan alasan mengapa yang rutin bangun pagi lebih beruntung dan punya kualitas hidup lebih baik. Hal itu merujuk pada fakta bahwa melakukan tugas-tugas rutin di pagi hari dan mengurus anak di saat yang tepat justru membantu membuat tubuh menjadi lebih bugar di tengah ketatnya kehidupan modern.

"Mungkin tipe orang yang rutin bangun pagi lebih cocok untuk dunia industri seperti saat ini, ketimbang mereka yang bangun kesiangan," tegasnya.

10 Cara Agar Berhasil Bangun Lebih Pagi

Berapa kali Anda bertekad bangun lebih pagi tapi tak pernah bisa menghindari dari godaan tombol "Snooze" di jam alarm?

Niat saja tak cukup untuk membuat angan-angan bangun pagi jadi kenyataan. Kita juga perlu menyertainya dengan sejumlah usaha yang bisa membuat kita mau tak mau harus bangun juga.

Berikut beberapa cara yang mungkin bisa membantu.
1. Tidur efektif
Semua juga tahu kalau ingin bangun lebih pagi kita sebaiknya tidur lebih awal. Tapi percuma saja tidur selama delapan jam jika tidur kita tidak efektif. Jika posisi tidur tak nyaman, bantal terlalu tinggi, atau suhu kamar terlalu dingin, kita akan terbangun berkali-kali di tengah malam, dan tubuh pun merasa kita belum mendapat cukup istirahat.

2. Hindari kopi, red wine, dan cokelat sebelum tidur
Penelitian menunjukkan tiga jenis makanan dan minuman ini adalah yang paling berpotensi mengganggu tidur. Mengonsumsinya di malam hari bisa membuat perut Anda bergejolak di malam hari dan tidur pun tak nyaman.

3. Buka tirai jendela kamar
Begitu matahari terbit, sinarnya akan masuk ke kamar dan membantu Anda terbangun.

4. Geser rutinitas Anda jadi lebih pagi
Jika biasanya Anda memulai aktivitas sehari-hari jam 8 pagi, tambahkan beberapa aktivitas tambahan yang dilakukan di jam 7 pagi. Misalnya jogging, berenang di kolam belakang kompleks, memasak sarapan sendiri, menulis untuk blog, atau apa pun aktivitas yang Anda senangi. Lakukan secara rutin setiap hari hingga jadi bagian gaya hidup Anda.

5. Gunakan 2 alarm
Anda biasa menyimpan jam alarm (atau menggunakan alarm ponsel) di samping tempat tidur? Silakan. Tapi pasang juga satu alarm lain, kalau bisa yang bunyinya lebih kencang, di tempat yang berjarak minimal 5 langkah dari tempat tidur. Mau tak mau Anda harus bangun untuk mematikannya. Tapi setelah itu jangan tidur lagi, ya.

6. Simpan segelas air di samping tempat tidur
Begitu alarm berbunyi, duduklah di tempat tidur dan minum segelas air yang sudah disediakan. Sampai habis. Ini berguna untuk membuat tubuh Anda siap beraktivitas dan tak ingin kembali tidur.

7. "Jump out of bed"
Istilah dalam bahasa Inggris ini bisa diartikan secara harfiah. Setelah mematikan alarm, langsung bangkit dan "melompat" turun, lalu jauhi tempat tidur.

8. Pikirkan hal menarik yang akan terjadi hari ini
Sebelum memutuskan untuk tidur lagi, pikirkan rencana kegiatan yang akan Anda jalani hari ini. Jika Anda bangun lebih pagi, tentunya akan ada lebih banyak waktu untuk bersiap-siap, memilih busana terbaik, menata rambut, dan berdandan dengan lebih maksimal. Menyenangkan, bukan?

9. Jadikan kebiasaan
Oke, Anda sudah berhasil bangun lebih pagi dari Senin hingga Jumat. Weekend bisa bangun jam 10 lagi, dong? Jangan salah. Tubuh bekerja menyesuaikan dengan jadwal yang sudah jadi kebiasaan. Jika Anda sudah membiasakan diri selama seminggu untuk bangun pagi, seterusnya tubuh Anda akan terbangun sendiri di jam yang sama. Namun jika rutinitas itu dirusak (tiba-tiba Anda kembali bangun siang selama 3 hari), tubuh pun akan mengikuti jadwal yang baru.

10. Pikirkan risikonya
Setiap Anda berpikir, "Tidur lagi deh, 15 menit lagi," ingatlah bahwa rata-rata manusia menghabiskan sepertiga hidupnya untuk tidur. Jadi jika Anda diberi usia hingga 70 tahun, Anda akan menghabiskan lebih dari 20 tahunnya untuk tidur. Jadi, lupakan tidur 15 menit lagi. Anda masih punya banyak waktu untuk tidur besok-besok.

Selasa, 06 Maret 2012

CIDR (Classless InterDomain Routing) -Berbahasa Indonesia-

VLSM ( Variable Length Subnet Mask )

VLSM adalah pengembangan mekanisme subneting, dimana dalam vlsm dilakukan peningkatan dari kelemahan subneting klasik, yang mana dalam clasik subneting, subnet zeroes, dan subnet- ones tidak bisa digunakan. selain itu, dalam subnet classic, lokasi nomor IP tidak efisien.

Jika proses subnetting yang menghasilkan beberapa subjaringan dengan jumlah host yang sama telah dilakukan, maka ada kemungkinan di dalam segmen-segmen jaringan tersebut memiliki alamat-alamat yang tidak digunakan atau membutuhkan lebih banyak alamat. Karena itulah, dalam kasus ini proses subnetting harus dilakukan berdasarkan segmen jaringan yang dibutuhkan oleh jumlah host terbanyak. Untuk memaksimalkan penggunaan ruangan alamat yang tetap, subnetting pun diaplikasikan secara rekursif untuk membentuk beberapa subjaringan dengan ukuran bervariasi, yang diturunkan dari network identifier yang sama. Teknik subnetting seperti ini disebut juga variable-length subnetting. Subjaringan-subjaringan yang dibuat dengan teknik ini menggunakan subnet mask yang disebut sebagai Variable-length Subnet Mask (VLSM).

Karena semua subnet diturunkan dari network identifier yang sama, jika subnet-subnet tersebut berurutan (kontigu subnet yang berada dalam network identifier yang sama yang dapat saling berhubungan satu sama lainnya), rute yang ditujukan ke subnet-subnet tersebut dapat diringkas dengan menyingkat network identifier yang asli.

Teknik variable-length subnetting harus dilakukan secara hati-hati sehingga subnet yang dibentuk pun unik, dan dengan menggunakan subnet mask tersebut dapat dibedakan dengan subnet lainnya, meski berada dalam network identifer asli yang sama. Kehati-hatian tersebut melibatkan analisis yang lebih terhadap segmen-segmen jaringan yang akan menentukan berapa banyak segmen yang akan dibuat dan berapa banyak jumlah host dalam setiap segmennya.

Dengan menggunakan variable-length subnetting, teknik subnetting dapat dilakukan secara rekursif: network identifier yang sebelumnya telah di-subnet-kan, di-subnet-kan kembali. Ketika melakukannya, bit-bit network identifier tersebut harus bersifat tetap dan subnetting pun dilakukan dengan mengambil sisa dari bit-bit host.

Tentu saja, teknik ini pun membutuhkan protokol routing baru. Protokol-protokol routing yang mendukung variable-length subnetting adalah Routing Information Protocol (RIP) versi 2 (RIPv2), Open Shortest Path First (OSPF), dan Border Gateway Protocol (BGP versi 4 (BGPv4). Protokol RIP versi 1 yang lama, tidak mendukungya, sehingga jika ada sebuah router yang hanya mendukung protokol tersebut, maka router tersebut tidak dapat melakukan routing terhadap subnet yang dibagi dengan menggunakan teknik variable-length subnet mask.

Perhitungan IP Address menggunakan metode VLSM adalah metode yang berbeda dengan memberikan suatu Network Address lebih dari satu subnet mask. Dalam penerapan IP Address menggunakan metode VLSM agar tetap dapat berkomunikasi kedalam jaringan internet sebaiknya pengelolaan networknya dapat memenuhi persyaratan :

Routing protocol yang digunakan harus mampu membawa informasi mengenai notasi prefix untuk setiap rute broadcastnya (routing protocol : RIP, IGRP, EIGRP, OSPF dan lainnya, bahan bacaan lanjut protocol routing : CNAP 1-2)

Semua perangkat router yang digunakan dalam jaringan harus mendukung metode VLSM yang menggunakan algoritma penerus packet informasi.

Penerapan VLSM

Contoh 1:
130.20.0.0/20

Kita hitung jumlah subnet terlebih dahulu menggunakan CIDR, maka didapat

11111111.11111111.11110000.00000000 = /20
Jumlah angka binary 1 pada 2 oktat terakhir subnet adalah4 maka
Jumlah subnet = (2x) = 24 = 16

Maka blok tiap subnetnya adalah :
Blok subnet ke 1 = 130.20.0.0/20
Blok subnet ke 2 = 130.20.16.0/20
Blok subnet ke 3 = 130.20.32.0/20

Dst… sampai dengan

Blok subnet ke 16 = 130.20.240.0/20

Selanjutnya kita ambil nilai blok ke 3 dari hasil CIDR yaitu 130.20.32.0 kemudian :
- Kita pecah menjadi 16 blok subnet, dimana nilai16 diambil dari hasil perhitungan subnet pertama yaitu /20 = (2x) = 24 = 16
- Selanjutnya nilai subnet di ubah tergantung kebutuhan untuk pembahasan ini kita gunakan /24, maka didapat 130.20.32.0/24 kemudian diperbanyak menjadi 16 blok lagi sehingga didapat 16 blok baru yaitu :
Blok subnet VLSM 1-1 = 130.20.32.0/24
Blok subnet VLSM 1-2 = 130.20.33.0/24
Blok subnet VLSM 1-3 = 130.20.34.0/24
Blok subnet VLSM 1-4 = 130.20.35.0/24

Dst… sampai dengan

Blok subnet VLSM 1-16 = = 130.20.47/24

- Selanjutnya kita ambil kembali nilai ke 1 dari blok subnet VLSM 1-1 yaitu 130.20.32.0 kemudian kita pecah menjadi 16:2 = 8 blok subnet lagi, namun oktat ke 4 pada Network ID yang kita ubah juga menjadi8 blok kelipatan dari 32 sehingga didapat :

Blok subnet VLSM 2-1 = 130.20.32.0/27
Blok subnet VLSM 2-2 = 130.20.32.32/27
Blok subnet VLSM 2-3 = 130.20.33.64/27
Blok subnet VLSM 2-4 = 130.20.34.96/27
Blok subnet VLSM 2-5 = 130.20.35.128/27
Blok subnet VLSM 2-6 = 130.20.36.160/27
Blok subnet VLSM 2-1 = 130.20.37.192/27
Blok subnet VLSM 2-1 = 130.20.38.224/27

Contoh 2:
Diberikan Class C network 204.24.93.0/24, ingin di subnet dengan kebutuhan berdasarkan jumlah host: netA=14 hosts, netB=28 hosts, netC=2 hosts, netD=7 hosts, netE=28 hosts. Secara keseluruhan terlihat untuk melakukan hal tersebut di butuhkan 5 bit host(2^5-2=30 hosts) dan 27 bit net, sehingga:
netA (14 hosts): 204.24.93.0/27 => ada 30 hosts; tidak terpakai 16 hosts
netB (28 hosts): 204.24.93.32/27 => ada 30 hosts; tidak terpakai 2 hosts
netC ( 2 hosts): 204.24.93.64/27 => ada 30 hosts; tidak terpakai 28 hosts
netD ( 7 hosts): 204.24.93.96/27 => ada 30 hosts; tidak terpakai 23 hosts
netE (28 hosts): 204.24.93.128/27 => ada 30 hosts; tidak terpakai 2 hosts

Dengan demikian terlihat adanya ip address yang tidak terpakai dalam jumlah yang cukup besar. Hal ini mungkin tidak akan menjadi masalah pada ip private akan tetapi jika ini di alokasikan pada ip public(seperti contoh ini) maka terjadi pemborosan dalam pengalokasian ip public tersebut.

Untuk mengatasi hal ini (efisiensi) dapat digunakan metoda VLSM, yaitu dengan cara sebagai berikut:
Buat urutan berdasarkan penggunaan jumlah host terbanyak (14,28,2,7,28 menjadi 28,28,14,7,2).
Tentukan blok subnet berdasarkan kebutuhan host:
28 hosts + 1 network + 1 broadcast = 30 –> menjadi 32 ip ( /27 )
14 hosts + 1 network + 1 broadcast = 16 –> menjadi 16 ip ( /28 )
7 hosts + 1 network + 1 broadcast = 9 –> menjadi 16 ip ( /28 )
2 hosts + 1 network + 1 broadcast = 4 –> menjadi 4 ip ( /30 )

Sehingga blok subnet-nya menjadi:
netB (28 hosts): 204.24.93.0/27 => ada 30 hosts; tidak terpakai 2 hosts
netE (28 hosts): 204.24.93.32/27 => ada 30 hosts; tidak terpakai 2 hosts
netA (14 hosts): 204.24.93.64/28 => ada 14 hosts; tidak terpakai 0 hosts
netD ( 7 hosts): 204.24.93.80/28 => ada 14 hosts; tidak terpakai 7 hosts
netC ( 2 hosts): 204.24.93.96/30 => ada 2 hosts; tidak terpakai 0 hosts

Variable Lenght Subnet Mask (VLSM)

Variable Length Subnet Masking - VLSM - is a technique that allows network administrators to divide an IP address space into subnets of different sizes, unlike simple same-size Subnetting.
Variable Length Subnet Mask (VLSM) in a way, means subnetting a subnet. To simplify further, VLSM is the breaking down of IP addresses into subnets (multiple levels) and allocating it according to the individual need on a network. It can also be called a classless IP addressing. A classful addressing follows the general rule that has been proven to amount to IP address wastage.
Before you can understand VLSM, you have to be very familiar with IP address structure.
The best way you can learn how to subnet a subnet (VLSM) is with examples. Lets work with the diagram below:
Looking at the diagram, we have three LANs connected to each other with two WAN links.
The first thing to look out for is the number of subnets and number of hosts. In this case, an ISP allocated 192.168.1.0/24. Class C
HQ = 50 host
RO1 = 30 hosts
RO2 = 10 hosts



CIDR (Classless InterDomain Routing)

CIDR (Classless Inter-Domain Routing) diperkenalkan pada tahun 1993 (RCF 1517) menggantikan generasi sebelumnya IP address syntax - classful networks. CIDR memungkinkan untuk lebih efisien dalam penggunaan ruang alamat IPv4 dan agregasi awalan, yang dikenal sebagai rute summarization atau supernetting. 

CIDR introduction allowed for:
More efficient use of IPv4 address space
Prefix aggregation, which reduced the size of routing tables

CIDR allows routers to group routes together to reduce the bulk of routing information carried by the core routers. With CIDR, several IP networks appear to networks outside the group as a single, larger entity. With CIDR, IP addresses and their subnet masks are written as four octets, separated by periods, followed by a forward slash and a two-digit number that represents the subnet mask e.g.
10.1.1.0/30
172.16.1.16/28
192.168.1.32/27 etc.

CIDR / VLSM Network addressing topology example 

CIDR uses VLSM (Variable Lenght Subnet Masks) to allocate IP addresses to subnetworks according to need rather than class. VLSM allows for subnets to be further divided or subnetted into even smaller subnets. Simply, VLSM is just subnetting a subnet.

With CIDR, address classes (Class A, B, and C) became meaningless. The network address was no longer determined by the value of the first octet, but assigned prefix length (subnet mask) address space. The number of hosts on a network, could now be assigned a specific prefix depending upon the number of hosts needed for that network.
Propagating CIDR supernets or VLSM subnets require a classless Routing Protocols – . A classless routing protocol includes the subnet mask along with the network address in the routing update.

Determining the summary route and subnet mask for a group of networks can be done in three easy steps:
1. To list the networks in binary format.
2. To count the number of left-most matching bits. This will give you the prefix length or subnet mask for the summarized route.
3. To copy the matching bits and then add zero bits to the rest of the address to determine the summarized network address.

The summarized network address and subnet mask can now be used as the summary route for this group of networks. Summary routes can be used by both static routes and classless routing protocols. Classful routing protocols can only summarize routes to the default classful mask.

ISPs could now more efficiently allocate address space using any prefix length, ISPs were no longer limited to a- 255.0.0.0 or /8, 255.255.0.0 or /16, or 255.255.255.0 or /24 subnet mask which before the advent of CIDR is known as classful network addresses. Blocks of IP addresses could be assigned to a network based on the requirements of the customer, ranging from a few hosts to hundreds or thousands of hosts.
CIDR Advantages

With the introduction of CIDR and VLSM, ISPs could now assign one part of a classful network to one customer and different part to another customer. With the introduction of VLSM and CIDR, network administrators had to use additional subnetting skills. 

The table below shows allowed subnet and Hosts IP address for all The Classes

Class A

No. of bits
Subnet Mask
CIDR
No. of Subnets
No. of Hosts
Nets * Hosts
2
255.192.0.0
/10
2
4194302
8388604
3
255.224.0.0
/11
6
2097150
12582900
4
255.240.0.0
/12
14
1048574
14680036
5
255.248.0.0
/13
30
524286
15728580
6
255.252.0.0
/14
62
262142
16252804
7
255.254.0.0
/15
126
131070
16514820
8
255.255.0.0
/16
254
65534
16645636
9
255.255.128.0
/17
510
32766
16710660
10
255.255.192.0
/18
1022
16382
16742404
11
255.255.224.0
/19
2046
8190
16756740
12
255.255.240.0
/20
4094
4094
16760836
13
255.255.248.0
/21
8190
2046
16756740
14
255.255.252.0
/22
16382
1022
16742404
15
255.255.254.0
/23
32766
510
16710660
16
255.255.255.0
/24
65534
254
16645636
17
255.255.255.128
/25
131070
126
16514820
18
255.255.255.192
/26
262142
62
16252804
19
255.255.255.224
/27
524286
30
15728580
20
255.255.255.240
/28
1048574
14
14680036
21
255.255.255.248
/29
2097150
6
12582900
22
255.255.255.252
/30
4194302
2
8388604

class B

No. of bits
Subnet Mask
CIDR
No. of Subnets
No. of Hosts
Nets * Hosts
2
255.255.192.0
/18
2
16382
32764
3
255.255.224.0
/19
6
8190
49140
4
255.255.240.0
/20
14
4094
57316
5
255.255.248.0
/21
30
2046
61380
6
255.255.252.0
/22
62
1022
63364
7
255.255.254.0
/23
126
510
64260
8
255.255.255.0
/24
254
254
64516
9
255.255.255.128
/25
510
126
64260
10
255.255.255.192
/26
1022
62
63364
11
255.255.255.224
/27
2046
30
61380
12
255.255.255.240
/28
4094
14
57316
13
255.255.255.248
/29
8190
6
49140
14
255.255.255.252
/30
16382
2
32764

Class C

No. of bits
Subnet Mask
CIDR
#No. of Subnets
No.of Hosts
Nets * Hosts
2
255.255.255.192
/26
2
62
124
3
255.255.255.224
/27
6
30
180
4
255.255.255.240
/28
14
14
196
5
255.255.255.248
/29
30
6
180
6
255.255.255.252
/30
62
2
124

Template by:

Free Blog Templates